Perkembangan
teknologi informasi mendorong perubahan zaman yang semakin maju dan pesat
sepertihalnya pemanfaatan penggunaan Internet untuk kegiatan diberbagai bidang
dalam melakukan komunikasi dan transaksi. Pada era revolusi industri 4.0, kita mungkin
sering mendengar istilah Internet of Things (IoT). Internet of Thing (IoT)
adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk
mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia
atau manusia ke komputer. IoT paling erat hubungannya dengan komunikasi
machine-to-machine (M2M) di bidang manufaktur dan listrik, perminyakan, dan gas.
Di bawah ini perbandingan penerapan supply chain pada beberapa industry,
Manfaat Internet of Things (IoT)
Menerapkan
IoT akan membuat kendala-kendala selama ini akan teratasi seperti:
Tidak
efisiennya penggunaan energi
Energi
adalah salah satu pengeluaran terbesar untuk perusahaan manufaktur. Dimana
terlihat tagihan pada beberapa minggu sebelum akhir siklus penagihan penggunaan
energi untuk seluruh pabrik. Tetapi masalahnya adalah, tagihan-tagihan ini hanya
merinci konsumsi energi total, dan tidak ada cara untuk menguraikan tagihan
untuk lebih mengetahui di mana komponen yang menggunakan energi secara tidak efisien
berada.
IoT
dapat mengatasi masalah tersebut dengan cara mengumpulkan data penggunaan
energi hingga ke tingkat perangkat. Dengan data yang terkumpul tersebut dapat
diketahui perangkat yang mana berkinerja buruk. Sehingga perusahaan dapat
menindaklanjutinya dengan begitu perusahaan dapat meningkatkan efisiensi.
TIdak
Adanya Perawatan Prediktif
Salah
satu manfaat terbesar IoT dalam industri manufaktur adalah kemampuan untuk
menyelesaikan perawatan secara proaktif. Anda tidak lagi merencanakan jadwal
perawatan berdasarkan pada informasi historis, tetapi sebaliknya menerima data secara
real-time untuk mengetahui kebutuhan perawatan pada saat yang tepat. Sensor
memberikan data yang relevan sehingga Anda dapat mengetahui kebutuhan mesin.
Jika bagian tersebut tidak perlu melakukan penggantian atau perbaikan maka sumber
daya dapat digunakan di lokasi lain sehingga biaya dapat dihemat.
Sebagai
contoh, sensor IoT dapat memonitor suhu peralatan. Jika suhu mulai meningkat, petugas
operator mesin dapat diperingatkan tentang situasi dan solusi prediktif dapat
diterapkan untuk mencegah potensi masalah.
Kualitas
Produk Rendah
Meningkatkan
kualitas produk adalah tujuan utama bagi produsen dengan menghasilkan produk
yang lebih berkualitas maka akan adanya pengurangan limbah, biaya lebih rendah,
peningkatan kepuasan pelanggan dan penjualan yang lebih tinggi. Namun, mencapai
tujuan ini tidak selalu mudah. Di sinilah IoT dapat membantu.
Salah
satu penyebab utama di balik masalah kualitas produk adalah peralatan yang
rusak, atau belum disetting dengan benar, dikalibrasi dengan benar atau belum
ada pemeliharaan. Tetapi yang lebih buruk, produsen tidak selalu tahu bahwa
peralatan memiliki masalah dan akibatnya kualitas produk mungkin menurun. Hingga
mereka mungkin tidak mengetahuinya sampai terlambat.
Menggunakan
IoT dapat membantu menghindari jenis masalah yang mahal ini. Dengan menggunakan
sensor IoT yang tertanam ke dalam peralatan. Pada saat sensor mendeteksi kerusakan,
petugas akan menerima peringatan. Karyawan kemudian dapat menghentikan produksi
dan menyelesaikan masalah dengan segera. Akibatnya, penarikan kembali produk
yang telah sampai kepada konsumen akan dihindari.
Terjadinya
Downtime
Tepat
waktu, produksi yang akurat dan berkualitas tinggi adalah inti dari keuntungan.
Tanpa produksi yang andal, perusahaan berisiko kehilangan besar. Plus, ketika
mesin berhenti bekerja di tengah jalan, produk pada mesin bisa menjadi kerugian
total, di samping biaya downtime tradisional.
Keputusan
Lebih Cepat, Lebih Banyak Informasi
Manajer
tidak pernah berada dalam kegelapan tentang kinerja peralatan dan masalah saat
menggunakan teknologi IoT. Mereka mungkin menganggap semuanya berjalan lancar
di masa lalu - sampai sesuatu pecah. Tetapi Internet of Things membuka data
penting tentang kinerja dan memungkinkan wawasan tersebut mengalir secara bebas
kepada mereka yang paling membutuhkannya.
Sekarang
manajer dapat mengubah pendekatan reaktif, fokus pada penggantian bagian pada
jadwal yang ditetapkan menggunakan data historis, menjadi pendekatan proaktif,
di mana stres berkurang, limbah berkurang dan visibilitas meningkat. Sebagai
hasilnya, mereka dapat membuat keputusan yang lebih cepat dan lebih
terinformasi pada saat yang tepat relevansinya.
Tantangan Internet of Things (IoT)
Internet of things tentu saja hadir bukan tanpa
tantangan, berbagai tantangan muncul dikarenakan hadirnya maupun implementasi
dari teknologi tersebut.
Keamanan Data
Perangkat
Internet of Things (IoT) memiliki sistem keamanan yang masih sangat lemah dan
mudah untuk diretas. Data merupakan aset yang sangat penting dalam bisnis. Data
dapat diolah yang akan memberikan informasi bermanfaat kepada manusia maupun
mesin itu sendiri.
Tentu
saja, hal ini mengundang orang-orang untuk berusaha meretas data. Oleh sebab
itu, keamanan data menjadi tantagan yang sangat berat di era revolusi industri
4.0.
Biaya
Biaya
yang diperlukan dalam pengembangan dan menyiapkan keamanan yang baik sangat memerlukan
biaya yang sangat besar dan mahal.
Kerumitan
Penggunaan
IoT ini cukup rumit dan sulit untuk dipahami bagi orang-orang awam, sehingga
diperlukan berbagai sosialisasi dan penyederhanaan proses IoT ini agar mudah
dipahami.
Manfaat Blockchain
Dari
tantangan yang telah diuraikan tadi maka diharapkan untuk menciptakan sebuah
desain IoT berdasarkan prinsip Keterlacakan, transparan dan terkoneksi.
Saat
ini masih banyak perusahaan yang mengandalkan sistem penyimpanan yang terpusat
atau yang lebih dikenal dengan server atau klien. Sistem yang terpusat ini
membutuhkan biaya infrastruktur yang besar, begitu juga untuk pemeliharaan
perangkatnya. Pada akhirnya, model terpusat ini akan membutuhkan ruang data dan
makin besar kapasitas informasi yang harus ditangani oleh server.
Semua
hambatan dan persoalan itu, dapat dipecahkan jika desentralisasi IoT mampu
diwujudkan dengan mengadopsi komunikasi standar jaringn peer-to-peer.
Jika jaringan peer-to-peer dapat digunakan,
selanjutnya adalah menjawab tantangan hal keamanannya. Satu yang memungkinkan
dilakukan untuk menjawab masalah keamanan itu, adalah dengan menggunakan
Blockchain.
Menggunakan
Blockchain dapat menjadi solusi yang cukup elegan pada jaringan komunikasi p2p.
Dengan teknologi ini, memungkinkan menciptakan ledger terdistribusi yang dapat
tersebar di node dalam jaringan. Sehingga tidak tersimpan pada server pusat.
Dan
untuk mengarahkan pemangku kepentingan IoT untuk mengambil tindakan proaktif
dengan mempertimbangkan tantangan pada saat akan menerapkan IoT.
Share This :
0 Comments