Memahami tata
cara pengaturan dalam pengaplikasian sebuah design bordir menjadi karya seni
pada kain merupakan suatu hal yang penting untuk dipelajari apalagi untuk orang
yang baru mengenal mesin bordir seperti SWF. Dimana mesin bordir SWF ini
merupakan mesin yang berasal dan diproduksi di Korea Selatan.
Hasil yang
didapatkan dengan menggunakan mesin bordir SWF ini dapat dikatakan sangat
berkualitas sehingga banyak perusahaan yang menggunakan mesin bordir SWF ini. Namun
untuk mendapatkan hasil bordir yang rapi dan baik tidak hanya karena faktor
mesinnya saja namun ada beberapa faktor lain seperti software yang digunakan,
design yang dibuat, kondisi kain, bahan penunjang lain seperi kain keras,
plastik dan pengaturan pada mesin itu sendiri.
A. Input file menggunakan Flashdisk atau dapat Memanggil File yang sudah tersimpan pada Mesin Bordir dengan cara pilih menu EMBCALL dimana tombol yang ditekan pada keypad adalah F1
B. Melakukan pengaturan dengan menekan
tombol F3 untuk memilih menu SETTING. Dimana pengaturan-pengaturan yang akan
dilakukan meliputi,
1. BASIC SETTING MESIN BORDIR SWF
Pengaturan pada Basic Setting merupakan pengaturan
dasar yang digunakan untuk mengatur skala ukuran file, angle, mirror dan
lain-lain seperti ditunjukan pada gambar berikut ini,
Pengaturan X Scale, Y Scale. X Satin, dan Y Satin digunakan untuk memperbesar dan memperkecil Gambar Design Bordir
sehingga tidak perlu mengedit kembali lewat komputer. Satuan yang digunakan X,
Y Scale adalah presentase sedangkan X, Y Satin menggunakan satuan mm.
Pembesaran dan pengecilan di mesin bordir pastinya ada risiko yang harus
diambil misalkan bentuk dari ukuran tidak sesuai walau penambahan lebar dan
tinggi sama. Untuk itu lebih baik edit lagi di komputer saja menggunakan
Software Wilcom e2 atau Tajima Version 14.
Pengaturan Angle berfungsi untuk merubah tingkat
kemiringan atau bisa saja menjadi horizontal atau vertikal.
Pengaturan Mirror berfungsi untuk membuat design dibalik
seperti benda yang terlihat di kaca.
Pengaturan Jump Convert berfungsi untuk mengatur jumlah langkah
stitch yang dilakukan setelah objek pertama dibuat jadi akan menyisakan benang
yang tidak dijahit ke kain. Pada properties connections wilcom ada jenis
koneksi yang digunakan di run atau jump sepertu itu lah Jump Convert.
Offset Function berfungsi untuk menentukan posisi atau
lokasi awal tusukan jarum. biasanya fungsi ini digunakan pada saat akan
membordir potongan kain (aplikasi) ke kain dasar.
2.
EMB PARAMETER SETTING MESIN BORDIR SWF
Pengaturan EMB
Parameter Setting merupakan pengaturan yang terjadi setelah proses bordir
selesai misalkan menghitung jumlah total stitch dan menghapusnya atau
mengembalikan posisi frame ke tempat semula (origin). Dimana pengaturan pada
EMB Parameter Setting meliputi pengaturan Total
Stitch Clear, Total Work Clear, Auto Origin Return, Jum Change Data, Auto
Backtack, Jump Convert (length), Applique, Auto Back Stitch.
Keterangan:
Pengaturan Total Stitch Clear dan Total
Work Clear adalah
pengaturan untuk memhapus total semua jumlah hasil stitch dan jumlah proses
yang telah dilakukan dan Total Stitch ditunjukkan oleh simbol gambar seperti
ini,
Pengaturan Auto Origin Return berfungsi untuk mengatur apabila proses
bordir telah selesai, frame akan kembali ke posisi origin yang telah ditetapkan
dan diatur. Jadi poisis origin ini dapat diatur oleh pengguna sesuai keinginan.
Pengaturan Auto Backtack adalah teknik jahitan seperti teknik
jahitan jelujur. Karena setting yang digunakan EndBack maka pengaturanya akan
akan dikembalikan ke pengaturan file design yang dikerjakan pada komputer.
Pengaturan Jump Convert (length) adalah pengaturan panjangnya jump stitch
misalkan pada Jump Convert diisikan 30 mm.
Pengaturan Applique adalah pengaturan untuk membentuk
sebuah gambar pada gelaran kain yang kemudian mesin berhenti sejenak hingga
kita selesai menempelkan potongan kain lainnya untuk dibordir bersamaan dengan
kain yang di gelar tadi atau kain dasar. Misalkan penambahan kain berbulu yang
akan dijahit ke kain lainnya. Seperti gambar berikut ini,
Namun penggunaan
Applique ini jarang digunakan karena akan lebih mudah dengan cara melakukan
pengaturan pada Needle Setting dan pengaturan Frame Offset..
Pengaturan Auto Back Stitch (Tikam
jejak) digunakan agar
pada saat akan memulai tusukan jarum maka akan di mulai beberapa langkah ke
belakang dapat 1 atau 2 stitch.
3.
M/C PAREMETER SETTING MESIN BORDIR SWF
Pengatur
kecepatan proses stitch bordir dapat diatur pada M/C Parameter Setting ini, Hal yang akan diatur pada settingan ini adalah Max Speed, Min Speed, EMB Speed, Inching
Speed, Jump Speed, Slow Speed, After Triming Inching Stitch, Auto Triming.
Dimana tampilannya seperti berikut,
4.
NEEDLE SETTING MESIN BORDIR SWF
Mengatur
penggunaan warna benang yang dimasukan ke dalam jarum yaitu melalui pengaturan
Needle Setting. Dimana untuk penomoran jarum diberikan huruf N didepan angka
nomor jarum misalkan N1 adalah Jarum Nomor, N2 adalah jarum Nomor 2, N3 adalah
jarum Nomor 3 dan seterusnya hingga jumlah jarum yang terpasang pada Head.
Perhatikan gambar berikut ini,
Tata cara
pengaturan ini adalah,
Pertama, Dalam membuat design bordir pada wilcom
dianjurkan untuk menyusun tiap bagian itu berdasarkan warna dan dalam posisi
yang sama seperti paling bawah. Perhatikan gambar design bordir berikut ini,
Perhatikan warna
garis hijau diatas menunjukan warna merah tersusun pada List pertama yang akan
dibordir. Setelah warna merah adalah warna putih pada bagian tangan.
Kedua, Setelah menentukan warna benang yang pertama akan
dibordir yaitu warna merah maka selanjutnya kita memberikan penomoran jarum
dimana benang warna merah tersebut dipasang misalkan benang merah dipasang pada
jarum ke 2 dan benang warna putih terpasang pada jarum ke 4 sehingga susunan
tampilan pengaturan menjadi seperti berikut ini,
Cara menginput
N2 yaitu dengan cara menekan tombol nomor 2 pada keypad.
Catatan: Pengaturan
dengan memasukan angka 0 dan bukan N1 atau N2 atau lainnya digunakan untuk
membuat proses bordiran berhenti sejenak dan akan dijalankan lagi secara manual
menggunakan Bar Switch atau tiang
Start-Stop-Mundur setelah menempelkan kain lain (potongan kain lain) dimana
biasa disebut kain Aplikasi yang akan dibordir bersamaan kain di bawahnya atau
kain dasar. Kalau secara manual dapat dengan cara menghentikan proses bordir sebelum ke objek bordir benang tertentu dengan mengerakan Bar Switch lalu pasang Aplikasi selanjutnya tekan tombol ORG pada keypad dan jalankan lagi dengan Bar Switch.
Kain aplikasi
ini bersifat dekoratif untuk menambah keindahan pada bordiran. Misalkan
menambahkan kain berbulu pada kain lain dengan bentuk tertentu.
Frame Offset Setting biasanya digunakan pada saat akan
membordir potongan kain (aplikasi) ke kain dasar atau ke pola yang telah dibuat
sebelumnya di kain keras. Tujuan pengaturan frame offset ini yaitu untuk
mengembalikan posisi frame ke posisi yang telah ditentukan setelah proses
bordir aplikasi telah selesai. Sehingga posisi frame tidak terlalu kedepan
maupun ke belakang mesin dan akan memberikan ruang atau kenyaman para pengguna
untuk memasang aplikasi ke pola.
C. Solusi Berhentinya
proses Bordir Secara Mendadak
Beberapa masalah
umum yang terjadi ketika proses berhenti mendadak adalah
- Benang putus, solusinya pasang kembali benang ke jarum.
- Benang kejepit atau mengait pada roller, solusinya perbaiki benang yang terpasang di roller pengatur ketegangan benang.
- Benang kusut karena tertalu banyak sisa benang pada spul atau lubang jarum, Solusinya bersihan sisa benang pada bagian pemasangan spul dan lubang tusukan mesin dengan cara menggunting kain yang di bordir lalu gunting dan bersihkan benang pada lubang tusukan jarum dibawah kain
- Jarum patah, cari terlebih dahulu sisa jarum yang patah, dapat menggunakan logam detector.
- Hasil bordir terhalang oleh bulu-bulu kain maka gunakan plastik diatas kain dasar berbulu tersebut.
Keterangan: Kotak kuning pada gambar menunjukan Head ke-8 yang mengalami putus benang.
Ketika masalah-masalah
tersebut telah diselesaikan, untuk menjalankan kembali lakukan mundur hingga
jarum menunjukkan lokasi putusnya jarum pada kain untuk bordiran running atau
mundur hingga melewati lokasi benang putus pada kain untuk bordiran tebal dan
usahakan lokasi tusukan jarum berada pada bagian yang ditimpa atau ditutup oleh
bordiran lainnya. Dengan cara menggerakan tuas Bar Switch.
D. Solusi Memotong Benang yang terlanjur terjahit ke kain
6. Options Setting
Catatan: Apabila
ingin menghindari benang pada spul yang berbeda warna dengan warna benang pada
jarum, muncul pada hasil bordiran atau terjadi bitnik-bintik benang spul pada
hasil bordiran, Maka, Sebelum menggerakan tuas
Bar Switch, tekan tombol ALL pada Keypad Monitor Mesin Bordir terlebih
dahulu atau jalankan Mesin secara perlahan dengan cara tuas Bar Switch digeser ke kanan lalu tahan dan jangan dilepas dulu. Dimaksudkan proses diulang bersamaan untuk seluruh head sehingga
menutupi hasil bordir yang sebelumnya.
D. Solusi Memotong Benang yang terlanjur terjahit ke kain
Cara potong
benang ketika tusukan bordir bukan lokasi yang tepat dapat dengan cara Tekan
Tombol Set dan isikan angka 1 (YES) apabila Tombol Trim tidak muncul pada Monitor.
Sedangkan tombol Trim muncul pada monitor tekan Tombol Trim lalu tekan tombol Start
keypad. Maka benang yang sudah di jahit ke kain
akan dipotong.
7. Other Setting
C. Float
Pengaturan float berfungsi untuk mengatur lokasi frame pada mesin bordir menuju lokasi stitch (tusukan jarum) tertentu. Agar lebih memahami maksudnya perhatikan gambar berikut menunjukan gambar yang dimisalkan hasil bordir dengan teknik Running.
Pengaturan float berfungsi untuk mengatur lokasi frame pada mesin bordir menuju lokasi stitch (tusukan jarum) tertentu. Agar lebih memahami maksudnya perhatikan gambar berikut menunjukan gambar yang dimisalkan hasil bordir dengan teknik Running.
Misalkan terjadi
kegagalan bordir pada lokasi Stitch 2 padahal proses bordir sudah mencapai
Stitch ke 6 maka gunakan float untuk memundurkan proses bordir hingga ke stitch
2.
D. Frame
Semoga Bermanfaat
Terimakasih telah berkunjung di https://www.agungpanduan.com
Share This :
0 Comments